Monday, November 14, 2011

Disabilitas dan Pandangan Masyarakat | Bahasa Isyarat Mengubah Dunianya


          Disabilitas dan Pandangan Masyarakat | Apa yang ada dibenakmu mengenai bahasa isyarat? Bahasa yang aneh, bahasa tangan, gerak tubuh, bahasa yang sulit dimengerti, atau ada pendapat lain? Ya itu lah pandangan masyarakat awam mengenai bahasa isyarat. Anda pun tahu siapa yang paling sering menggunakan bahasa isyarat ini, ya pastinya yang memiliki keterbatasan pendengaran, yaitu tunarungu. Penyandang disabilitas ini menggunakan bahasa isyarat karena mereka memiliki keterbatasan dalam pendengaran dan wicara.

          Namun, tidak berarti bahasa isyarat hanya digunakan secara eksklusif oleh penyandang disabilitas saja, orang awam pun bisa menggunakannya. Kendalanya adalah sebagian besar masyarakat enggan mempelajari, bahkan terkesan cuek terhadap keberadaan bahasa isyarat. Memang alasannya bisa dipahami karena sehari-hari mereka menggunakan cara bicara oral, yaitu berbicara. Menggunakan oral memang lebih mudah dan semua orang memahami bahasa mereka, tapi bagaimana dengan penyandang disabilitas tunarungu?

          Tunarungu kesulitan dalam menggunakan bahasa oral, karena mereka harus membaca gerak bibir lawan bicaranya. Untuk kata-kata yang simpel memang mudah, seperti kata pulang, rumah, sudah, pergi, makan, minum, tidur, dan lainnya. Coba anda membaca gerak bibir lawan bicara (tanpa mengeluarkan suara) anda saat mengucapkan kata permukiman. Pasti anda akan minta lawan bicara anda untuk mengulanginya berkali-kali. Itulah yang dirasakan oleh tunarungu. Mereka kesulitan untuk memahami bahasa oral. Karena itulah diperlukan bahasa isyarat untuk mempermudah komunikasi diantara mereka.

          Masalah yang lainnya timbul, yaitu mereka berkomunikasi secara eksklusif pada sesama tunarungu. Pergaulan mereka akan sangat terbatas jika mereka hanya bergaul dengan sesama tunarungu. Padahal dalam kehidupan nyata, pergaulan akan sangat kompleks yang terdiri dari bermacam-macam karakteristik sifat manusia. Penyandang disabilitas tunarungu bukannya tidak mau untuk bergaul dengan orang normal, tapi mereka kurang PD jika berbicara dengan orang normal. Hal ini karena orang normal tidak mengerti apa yang disampaikan oleh tunarungu, jadi mereka kesal dan malu berbicara.

          Oleh karena itu, diperlukan peran serta masyarakat untuk menempatkan para penyandang disabilitas masuk ke dalam lingkungan masyarakat luas, yaitu masyarakat yang mau menerima segala keterbatasan atau disebut masyarakat  inklusif. Masyarakat tidak perlu bingung bagaimana caranya, cukup hanya memahami cara berkomunikasi tunarungu akan membuat mereka merasa diterima dalam lingkungan. Dalam kehidupan kita tak bisa lepas dari komunikasi, jadi kalau kita bisa menjalin komunikasi maka akan terjalin suatu hubungan yang hangat. Cara berkomunikasi tunarungu adalah dengan menggunakan bahasa isyarat, jadi masyarakat bisa belajar bahasa isyarat dengan mereka.

          Kota Solo setiap hari Minggu ada kegiatan Car Free Day (CFD) yang selalu ramai pengunjung dari berbagai kalangan, baik anak-anak, dewasa, lansia, mehasiswa, pekerja, ibu rumah tangga, dan berbagai komunitas. Inilah kesempatan yang tidak saya sia-siakan. Saya bersama teman-teman tunarungu mengadakan sebuah acara yang baru pertama kali diadakan, yaitu Sosialisasi Bahasa Isyarat. Kami tidak mengira jika sambutan masyarakat sangat luar biasa. Masyarakat sangat antusias untuk belajar bahasa isyarat, karena di acara ini mereka bisa belajar langsung dengan tunarungu secara privat.

          Tunarungu yang menjadi pengajar adalah para siswa dari SLB khusus tunarungu maupun dari SLB Negeri, sehingga pengunjung menganggap mereka sebagai adik yang mengajari kakaknya belajar. Tugas saya di sana adalah sebagai penterjemah isyarat dan juga sebagai penghubung komunikasi antara tunarungu dan pengunjung yang belajar. Dalam sekejap para pengunjung sangat lancar mempraktikkan alfabet isyarat yang diajarkan dalam Sosialisasi Bahasa Isyarat.

Pelajaran bahasa isyarat yang kami ajarkan  di sana adalah alfabet isyarat dan kata-kata yang sering digunakan. Sehingga diharapkan jika mereka kelak bertemu dengan tunarungu mereka bisa berkomunikasi dengan kata-kata dasar. Kami juga mengajari para pengunjung cara memperkenalkan diri, tanya pekerjaan, transportasi, dan silsilah keluarga. Bahkan banyak pengunjung yang bertanya kata-kata lain, seperti aku cinta kamu, kamu cantik, kamu cakep, dan lain-lain. Hal itu sudah membuktikan betapa antusiasmenya masyarakat untuk bisa berbahasa isyarat dengan lancar.

Saya rasa kegiatan Sosialisasi Bahasa Isyarat sangat tepat dilaksanakan di CFD Solo, karena di sini semua elemen masyarakat Solo berkumpul untuk mengekspresikan komunitasnya maupun sekedar untuk olahraga. Sepanjang acara ini kami banyak mendapat dukungan dari penyandang disabilitas yang kebetulan hadir di CFD. Mereka mendukung penuh acara kami dan ingin agar acara ini bisa rutin diadakan untuk mensosialisasikan penyandang disabilitas kepada masyarakat luas bahwa mereka juga bisa masuk ke dalam lingkungan masyarakat umum. Para penyandang disabilitas tidak ingin membentuk komunitas eksklusif, tapi juga ingin bisa berbaur dengan masyarakat luas yang bisa mengerti keterbatasan mereka, bukan mengucilkan penyandang disabilitas.

Acara Sosialisasi Bahasa Isyarat mendapat sambutan yang luar bisa dari kalangan media massa, mereka melakukan wawancara kepada panitia acara ini. Dan esok harinya acara kami masuk di banyak media massa, bukan hanya koran lokal tapi juga nasional. Benar-benar membuat saya dan teman-teman tunarungu bangga atas prestasi yang kami raih. Waktu 2 jam di CFD terasa sangat singkat karena banyaknya pengunjung yang ingin belajar bahasa isyarat. Tapi acara memang harus berakhir, karena jalanan yang digunakan untuk CFD akan dilewati oleh kendaraan umum.

Yang membuat saya terkesan adalah pendapat masyarakat setelah mengikuti acara Sosialisasi Bahasa Isyarat yaitu mereka sangat senang belajar bahasa isyarat dan mereka juga bilang kalau bahasa isyarat sangat menyenangkan. Benar-benar mengejutkan pendapat mereka. Setelah diadakannya acara Sosialisasi Bahasa Isyarat ini, tunarungu bisa lebih PD untuk berkomunikasi dengan orang normal. Serta bisa lebih sering berkumpul dengan masyarakat luas untuk menambah perbendaharaan kata-kata mereka yang terbatas.

Untuk menyambut Hari Penyandang Disabilitas, mari kita membantu mereka untuk bisa all out mengembangkan bakat mereka dan mengenalkan kepada khalayak luas bahwa mereka juga bagian dari masyarakat tersebut. Untuk mendukung semua itu, diperlukan sebuah media yang konsisten membahas mengenai masalah-masalah disabilitas. http//www.kartunet.com/ bisa menjadi solusi bagi berkembangnya pemberitaan mengenai disabilitas agar masyarakat umum tahu bahwa penyandang disabilitas merupakan bagian dari mereka.

Saya berharap http//www.kartunet.com/bisa menjembatani sekat antara disabilitas dengan masyarakat luas agar bisa terbentuk masyarakat inklusif. Jayalah http//www.kartunet.com/dan juga semangat untuk kaum disabilitas. Kalian tidak sendiri, masih banyak yang peduli. Selamat Hari Disabilitas.